Lanjutan dari posting kemarin. Jika sebelumnya dibahas tentang parameter-parameter di atas kertas. Selanjutnya adalah ukuran yang digunakan ketika suatu motor sudah dihidupkan dan dijalankan.
Ketika sudah di jalan, ada dua hal yang paling umum digunakan untuk menggambarkan performa suatu mesin. Apakah itu? Dua parameter tersebut adalah Top Speed (kecepatan puncak) dan akselerasi (tarikan).
Pemakai suatu motor sering ditanya tentang berapa kecepatan puncak yang bisa dicapai. Orang juga banyak yang membanding-bandingkan kecepatan antar motor baik (yang dianggap) sekelas maupun beda kelas.
Mengenai akselerasi, walapun tidak diukur secara akurat, namun bisa dirasakan. Jadi orang banyak yang bilang motor A trikannya kencang, motor B kalah, tanpa menyebutkan berapa kecepatan yan didapat dalam sekian detik.
Jika dibandingkan dengan parameter di atas kertas, parameter lapangan ini belum tentu berbanding lurus. Banyak sekali hal yang berpengaruh. Setting karburator, pengapian, rasio, limiter CDI dan sebagainya. Sebagai contoh misal motor A tertulis power maksimumnya 5 hp, motor B bisa mancapai 7 hp. Namun top speed yang diraih motor A ternyata lebih tinggi daripada motor B.
Jadi, ketika mempertimbangkan suatu motor, ada baiknya selain melihat data di atas kertas, juga mencari referensi dan review dari pengguna motor yang dimaksud. Agar tidak kecewa karena ekspektasi berlebih disebabkan terlalu mendewakan data keluaran ATPM
Masihkah perlu meributkan parameter di atas kertas, atau percaya pada parameter lapangan?
#penulis bukan pakar mesin, hanya pengamat#
Pertamax
SukaSuka
Faktor berat badan juga
SukaSuka
Tidak ada yg sempurna
SukaSuka
Aq bukan pengamat mesin…
CUman yg biasa “naiki” mesin
😀
SukaSuka
aku penikmat doang bukan pengamat
SukaSuka
aku juga, taunya tinggal gas ama pindah gigi,,, mboh urusan mesin serahin ke bengkel aja
SukaSuka
klo Q mah mlih mtor bt sesuai dengan kbutuhanQ, klo cm buat ngntor ngapain kenceng2 Q pke Supra X 125 ato yg MX 135 (ganti2 tergantung suasana) yg pnting bsa nyampai tujuan, beda klo bt akhir pekan (touring) Q pake Tiger ja cz dah mntep n cocok bt Q
SukaSuka
yang jelas jangan fanatik sempit bro…xixixixixixi
SukaSuka
ups ternyata bersambung, baru paham maksud artikel pak imam
SukaSuka
gambare koq ce es wan…?
http://nlavia.wordpress.com/2010/12/09/si-cepat-30dk-yang-ramah-ling/
SukaSuka
percayalah hanya kepada tuhan..
wkwkwkw
SukaSuka
Berhubung saya termasuk “Club 80’s” (berat badan di kisaran 80 kg), jadi saya ngga bakal komplen kalo motor tunggangan ngga bisa diajak kebut
SukaSuka
buat apa kenceng2..lom tentu yang diboncengin mau!! hahaha….
SukaSuka
SukaSuka
Gonku iso 115kpj pak dhe, mboh lek ku ndelok keliru po ra?
SukaSuka
Kalau saya ada satu lagi parameter lapangan yaitu kenyamanan berkendara/faktor ergonomis. Dari pengalaman saya naik bermacam-macam motor bebek, ergonomis sangat penting. Kalau ergonomisnya jelek badan cepet capek, apalagi kalau perjalanan jauh. 🙂
SukaSuka
dalane macet kabeh. ora isp ngebut.
SukaSuka
sebagai perbandingan, mana kuat orang gemuk dibanding orang kurus, tentu sudah pasti kuat orang gemuk..tapi bila diukur mana yg kencang larinya orang gemuk atau orang kurus..pasti orang kurus lebih kencang, begitu juga dengan motor, motor yg kuat belum tentu bisa lari kencang..gitu analog saya
SukaSuka