Melanjutkan pelajaran Basa Jawa yang kemarin, tidak disangkan ternyata banyak juga yang komentar. Sekarang tentang perbedaan “t” dan “th”. Dua bunyi ini juga sering rancu dalam penulisan karena pengaruh Bahasa Indonesia, Inggris atau bahkan Arab.
Di dalam Basa Jawa “t” dibaca persis seperti dalam bahasa Indonesia. Misalnya : tandur (tanam), tameng (perisai) dan takon (tanya).
Sedangkan “th” dibaca seperti ucapan orang bali (tebal). Contohnya di kata : kathok (celana), celathu (berkata) dan manthuk (mengangguk).
Atau contoh yang paling berdekatan adalah kata : tutuk (mulut) dengan thuthuk (pukul).
Karena dalam bahasa tulis kadang untuk bermaksud menguatkan atau sekedar “gaya”, kadang menulis jawa bermaksud “t” namun ditulis dengan “th”. Seperti di gambar, untuk huruf “ta” dan ”tha” adalah dua aksara yang berbeda.
th dominan dalam bahasa bali misalnya Mercon Mothor..
SukaSuka
Podo karo ‘d’ lan ‘dh’, kadang rancu. Peh wis suwi ra tau komen nang kene
SukaSuka
@Kang Elsa
hehehehe bener
@Phantomxy
sudah dibahas minggu kemarin
SukaSuka
like waelah
*mumet ngeling-eling
SukaSuka
ngesuk apa maning ya ?
nek wetanan : loro >2 dan loro dibaca lhorho >sakit >>mbahase keprege ya ?
SukaSuka
@Kang Nadi
Terlalu
@Kang Jamin
Basa pengucaoan susah ditulis
SukaSuka
“ta’ thuthuk nganggo pipo ledeng” (wis bener rung kang?) 😀
SukaSuka
@triyanto
kalo ditulis pake huruf jawa, dua kata tadi sangat berbeda..
SukaSuka
Aku dodol dhodhol nang pasar garut. Artine apa hayo ?
SukaSuka
@cihanshans
lho, katanay dodol Soto, kok ganti Jenang 🙂
SukaSuka
Subhanallah…dah lama bgt ngga baca dan nemuin tema begini.
Maturnuwun mas….terus sisipkan tema ini disela tema2 pada umumnya, biar ngga hilang bahasa jawanya.
Salute…MANTAB…!!!
SukaSuka
@Triyanto,
Coba memberi keterangan mengenai cara penulisan bahasa jawa baku, terutama mengenai penulisan “o” dan “a”.
Contoh :
Benar Salah
1. Sega Sego
2. padha podho
3. lara (sakit) loro
4. kanca konco
dll.
Jadi kata2 tsb. ditulis dengan huruf “a”, KARENA APABILA DIBERI AKHIRAN “e” “ne” “mu” AKAN BERUBAH BUNYI MENJADI “a”. contoh :
1. SegAne wis mateng.
2. KancaAmu sopo?
SukaSuka
Perkataan SEGO sesuai untuk sebutan tunggal tetapi SEGA sesuai untuk sambungan (ayat) seperti SEGANE WIS WAYU. Bagaimanapun ayat SEGONE WIS WAYU masih boleh digunakan.
SukaSuka