Mau puter balik nemu rambu kecepatan yang sudah jyadul tapi masih terbaca. Di Cilacap sini batas 50 km/jam di jalan Perintis ini jelas lebih banyak dilanggarnya. Saya sendiri juga paling pelan 60 km/jam versi speedometer agar sesuai dengan ritme lalu lintas yang lain.
Jadi ingat sewaktu di jakarta. Di kota metropolitan ini, pengguna jalannya ternyata lebih sering mematuhi batas kecepatan seperti ini. Lihatlah ttraffic menjelang persimpangan-persimpangan, juga di pasar-pasar semacam Kramat Jati di pagi hari, atau jalan Metro Pondok Indah, Bahkan bus Transjakarta juga. Walaupun setelah lampu hijau menyala “melanggar” dengan agak ngebut, tapi tak lama pasti “patuh” lagi. 🙂 Perilaku “taat pada batas kecepatan” ini lebih sering terlihat ketika hari Senin pagi atau Jumat sore.:mrgreen:
#EH
patuh yg terpaksa 🙂
SukaSuka
wkwkwk…
SukaSuka
jos di tempatku juga pada patuh.. gimana gak patuh lha polisi mrndemnya gede gede..
SukaSuka
aseek no
seneng sing gedhe
SukaSuka
wayah wong mudik dan balik mingguan..
SukaSuka
yup
SukaSuka
kuwi mergo macet paling..
SukaSuka
Hehehe….
2012/2/1,
SukaSuka
malah lebih pelan… 😀
SukaSuka
nekat,,tembak tempat
http://pertamax7.wordpress.com/2012/02/01/bajab-baru-berbusi-3/
SukaSuka
terpaksa ndean kang
SukaSuka
itumah karna terpaksa..
SukaSuka
Terpaksa patuh pakde wong macet,,, kecepatan paling2 10-20km/jam
SukaSuka
Hiks
SukaSuka
iyalah … kan lebih suka yang cepat-cepat dati pada lambat …
mantabb ..
nice info ,
salam suksess selallu ..
SukaSuka