Kedatangan tamu, pasangan suami-istri yang keduanya merupakan teman sekolah dulu. Suaminya seorang biker, dan belum lama mengandangkan P200NS. Selain silaturahmi, senang dikunjungi teman, juga kesempatan menjajal motornya. Siapkan safety gear, sambil mengira-ira rute yang mana yang sekiranya cukup untuk mengeksplorasi performanya.
Start mesin, tidak ada desingan seperti Pulsar sebelumnya, suaranya agak kasar-kasar gimana, namun malah pas, masa tampang sangar suaranya kalem. Di depan rumah kebetulan bergravel, juga masih belum “ngawaki”, jadi lepas koplingnya masih belum pas, mati beberapa kali. Hati-hati juga, soalnya motor masih kinyis-kinyis takut nyenggol sesuatu kan berabe. Masuk jalur lambat depan rumah, sudah adaptasi dan tarik mang…. di jalur lambat ini ada beberapa lubang, lindas aja dan rasanya empuk, rebound cukup smooth.
Masuk jalur utama, langsung ketemu lampu merah, kaki kiri saya cukup lah untuk menjejak dengan sempurna, sementara kaki kanan menapak di footpeg. Lepas lampu hijau, jalan sedang-sedang saja, 60 kpj sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan, sambil mencari posisi riding yang enak. Setang cukup lebar, namun tidak terlalu baplang, handlingnya nyaman. Posisi duduk agak merunduk dan bagian belakang sampai mentok jok bagian belakang. Oh iya jok P200NS ini two pieces.
Jalan 1,5 km, belok kiri ke Jalan Setiabudi di pertigaan Muhandas. Di tikungan ini menjajal pengereman, walau bukan hard braking tapi cukup dalam handle rem ditarik, dan pengeremannya lembut dan pakem. Tenaga di gigi 4 tidak terlalu ngedrop sehabis tikungan. Motor juga cukup stabil. Sampai perempatan Stadion Wijaya Kusuma pas lampu hijau menyala. Melambat dan berhenti sebentar, mengamati kondisi jalan sampai clear.
Start lagi, siap uji akselerasi di jalur ini : Dimanakah Tempat Ngetest Kecepatanmu? (Part 2). Shifting agak cepat, namun tidak sampai red line, sampai dapat kecepatan 104 km per jam. Sayangnya ada sedikit ganggungan di awal, yaitu anak SMP berboncengan tiga naik supra, testnya jadi kurang mulus. Sampai jembatan Kali Yasa saya berhenti, putar balik, siapkan Android mau mengukur dengan aplikasi andoid, namun agak tidak berfungsi, akhirnya saya urungkan.
Start lagi, lho kok malah ada rombongan mobil jalan pelan, gagal ngetest lagi cuma dapat 94 km per jam. Akhirnya saya putuskan pulang. Di jalan mencoba selap-selip ternyata mudah juga, walau kadang terhalang body lebarnya. Dan terasa sekali tarikannya ketika putaran mesin diatas 5000 rpm. Sempat melindas marka kejut, dan tidak terasa, beda sekali dengan motor bebek.
Kesimpulan (rute dalam kota plus jalur “aman” 400 meter, rpm tidak sampai red line/lampu indikator tidak sampai menyala, sebagai pembanding saya pakai P220) :
- Suara mesin agak kasar.
- Tidak ada bunyi berdesing
- Tarikan awal tidak terlalu galak, galak setelah rpm menengah ke atas.
- Suspensi nyaman
- Pengereman cukup pakem dan lembut
- Posisi duduk lebih tinggi dari P220
- Tarikan rpm bawah masih kalah dengan P220.
- Handling lebih enak daripada P220 (perasaan)
================================
Recent
- Njajal Suzuki Adress, Jilid 2
- Njajal Yamaha Lexi
- Jajal Kawasaki W175, Kalem!
- Milih Motor Baru – Motor Yang Kurang Laku
- Njajal Yamaha Xabre
- City Riding Kota Purwokerto Dengan All New CBR150R
- Testride PCX 150
- Testride Yamaha NMAX
- Njajal Yamaha R25
- Njajal KTM Duke, Akhirnya Kesampaian Juga
- P200NS Ke-4 Dan Ke-5, Seberapa Laku Sih?
- Testride Kawasaki Bajaj P200NS, Belum Maksimal
- P200NS, Testimoni Seorang Teman
- Kawasaki Bajaj P200NS Ketiga
- Perbandingan Ukuran Pulsar 200NS dengan Beruang
- Bajaj Mau Pergi Dari Indonesia, Jadi Ingat Kymco
- Image Bajaj Pulsar
- Modifikasi Bajaj Pulsar, Ada Yang Tidak Berubah
- Spion Di Stang, Berfungsikah?
- Pulsar 220 Bali-Tasikmalaya
jozz…. ncen mpuk nan
SukaSuka
ndang tukuuua
SukaSuka
tak pikir diserbu fbp 😀
http://setia1heri.com/2014/01/20/blogger-galau-berburu-hit/
SukaSuka
hahahaha
SukaSuka
mangtap jos
SukaSuka
gandoz
SukaSuka
Kedatangan tamu, pasangan suami-istri yang keduanya merupakan teman sekolah dulu…
—————————————————————————————————————–
berarti tamunya disuruh nungguin dirumah, yang punya rumah ngetest motor ya ? melasi temen ya? 😆
SukaSuka
hehehehe, iya begitu
SukaSuka
104km /jam
Di byson udh gas poll – poll’an tuh -__-
*kondisi full std
SukaSuka
ini belum RED Line bahkan
SukaSuka
Ajib… gitu aja belum maksimal
SukaSuka
masih bisa naik kalo trek memungkinkan
SukaSuka
motor keren.
tapi nanti juga mati kayak bajaj yang lain jadi rongsokan.
sparepart susah, harga bekasnya masih mahal sepeda olimpic
SukaSuka
Iya ya mas.. Kasihan owner pulsar kayak sayaIya ya mas.. Kasihan owner pulsar kayak sayaIya ya mas.. Kasihan owner pulsar kayak sayaIya ya mas.. Kasihan owner pulsar kayak saya..
Nitip doa ya mas, semoga mas kalo punya motor awet terus, gak pernah rusak, sparepart buanyak yang jual tapi gak kepake, dijual laku 6kali lipet harga belinyaNitip doa ya mas, semoga mas kalo punya motor awet terus, gak pernah rusak, sparepart buanyak yang jual tapi gak keNitip doa ya mas, semoga mas kalo punya motor awet terus, gak pernah rusak, sparepart buanyak yang jual tapi gak kepake, dijual laku 6kali lipet harga belinyaNitip doa ya mas, semoga mas kalo punya motor awet terus, gak pernah rusak, sparepart buanyak yang jual tapi gak kep
SukaSuka
Ngemundurin ni motor berat gak?
SukaSuka
berat sih yah kayak Pulsar2 lain
SukaSuka
wah,dolanan anyar ki…
http://mumet-ndhase.com/2014/01/21/waduhgambar-iklan-peringatan-pemerintah-merokok-membunuhmu-itu-ternyata-iklan-dari-thailandmumet-ndhase-nian/
SukaSuka
ra ngajak niki pakde wkakakakaka
SukaSuka
Keren, saya masih galau antara NS dan CBR 250 (seken) beda tipis harganya..
SukaSuka
mending NS karena fleksibel
SukaSuka