Spanduk besar kecil berisi logo partai, jargon, kata-kata manis dan penampilan orang-orang yang dibuat berwibawa, cantik, gagah, ganteng, perlente, pokoknya dimake-up sedemikian rupa agar eyecathing.
Itulah yang kita lihat sehari-hari minggu-minggu ini. Di jejaring sosial bukannya dibahas isinya, namun dijadikan lelucon saja. Karena kebanyakan merasa terganggu daripada tertarik.
Nah baca di Radar Banyumas bulan Februari yang menyatakan APK (Alat Peraga Kampanye) ini akan dikenakan pajak. Pajaknya masuk ke kas daerah, entah akan dikeluarkan untuk pembangunan atau masuk kantong siapa? Yang jelas orang tidak akan seenaknya pasang-pasang hal tersebut di sembarang tempat.
Kan sama saja dengan spanduk reklame dari suatu produk atau jasa, sama-sama “menawarkan”.
Gimana? Setujukah?
di korupro
SukaSuka
mbuh
SukaSuka
setuju……..
SukaSuka
akur
SukaSuka
harusnya begitu
SukaSuka
kuduna ya gitu mas
SukaSuka
harusnya gitu pakdhe
SukaSuka
Semestinya…. 😦
SukaSuka
setuju ane gan…
SukaSuka
Rame
SukaSuka
nah haruse ngono ben ra terlalu nyampah..
SukaSuka
Klok udah kepilih Nanti jg duit kita yg bakal ganti itu modal yg dikeluarin buat masang nya -.-
SukaSuka
pemilu aku ra mulih, #akurapopo
SukaSuka
harusnya
SukaSuka
kayanya emang mesti begitu, enak banget klo gratisan…
SukaSuka
sseettbbuuhhhhhhh #eh 😆
SukaSuka
tidak setuju. tapi kalo pemerintah tetap pajakin, ya mau gak mau setuju. sebaiknya sie perdanya dipertegas lagi, atau difasilitasi tempat supaya bisa taruh spanduk. jadi kota tetap indah.
SukaSuka
ya gitu tujuannya
SukaSuka