Nyetir greget itu bukan kebut-kebutan di jalan tol, atau main slalom dengan jalan berlubang. Nyetir greget itu lewat jalur lambat yang sempit di depan SD dimana anak-anak waktunya pulang.
Kenapa greget? Kita harus:
jaga rpm – biar suara mesin tidak berlebihan,
jaga setengah kopling – biar tidak macet,
jaga pandangan – agar tidak menyenggol motor penjemput,
jaga spion – agar bisa melihat batas gerobak dagangan penjual jajan,
jaga setir – agar body mobil tidak bersinggungan dengan becak.
Jangan lupa,
lapangkan hati melihat mulut ibu-ibu yang menari-nari mengomentari kita,
legakan nafas menunggu penjual jajanan sedikit menggeser gerobaknya,
tambah kesabaran menunggu penjemput anak sekolah merapikan posisi parkir sepeda motornya,
tabah jika ada anak sekolah usil membuat tanda tangan di body mobil,
jaga perkataan dengan halus menjawab orang yang protes,
tetap tersenyum dengan pandangan sinis mereka semua.
Jangan mudah terbakar mendengar suara klakson dari sebelah kiri, Ooooo ternyata seorang kenalan yang menggoda …. huft. :mrgeen:
Jangan lupa Bersyukur, mengucap Alhamdulillahi rabbil ‘Alamin,
ketika semua telah dilalui dengan selamat tanpa ada baret dibody mobil,
atau overheat di indikator suhu,
terlebih indikator hati belum mencapai red-line.
Based on true sory : kejadian hari Sabtu, pulang menjemput anak dari sekolah, melewati jalur lambat lebar 3 meter, di depan sekolah lain pas bubaran, sementara penjaga sekolah dan penjual jajanan menyarankan masuk jalur cepat, sedangkan rumah tinggal 15 meter sebelah SD.
Biar lambat asal selamat mas bro… 🙂
SukaSuka
ya
SukaSuka
wew
SukaSuka
Ngoahahhaaaa… seru pastinya…
SukaSuka
ya iyalah
SukaSuka
jedarrrrrr. apa loe! mau cari gara gara mau gue! ayo! sebentar sebentar. apa!!!!! tuh ada kamera. tuuuuu. di situ jugaaa. selamat anda masuk super trap. selamat ulang tahun. hah????????
SukaSuka
sing sabar…saing sabar 🙂
SukaSuka
apal dalan kue nang ndi 😀
SukaSuka
Itu antara gila dan greget 😀
SukaSuka