Ada seorang teman sekantor yang baru saja pensiun awal tahun 2014 ini, baru saja wafat kemarin. Sebelum meninggal dunia beliau mempunya wasiat kepada salah satu teman kantor yang masih aktif untuk membayar hutang perkedel di suatu warung, di suatu desa 2 tahun yang lalu.
Kami biasa dinas luar atau istilahnya “ke lapangan”, nah ketika ke lapangan tersebut biasanya makan di warung terdekat. Teman saya itu, sebut saja Pak D, tahun 2012 makan di warung bersama rombongan, kemudian dibayar oleh salah satu anggota rombongan. Nah ternyata Pak D merasa bahwa setelah makan dia ambil perkedel dan belum masuk hitungan. Kebetulan ada orang kantor kami, sebut saja Mas B, yang tinggalnya dekat warung tersebut.
2 hari sebelum meninggal, Pak D meminta Mas B untuk membayar hutangnya tersebut. Padahal warungnya pun belum pasti yang mana. Akhirnya Mas M mejalankan misinya, dan akhirnya ketemu warung dimaksud, dan ternyata harga perkedelnya cuma 1000 rupiah. Besoknya saya kebetulan ke lapangan bersama Mas B ini dan dia menceritakan hal tersebut. Sehari kemudian, jam 9 malam saya mendapatkan kabar bahwa Pak D dipanggil Yang Kuasa. Innalillahi Wa Ina Ilaihi Roji’un
Bukan fokus kepada cerita di atas yang orang-orang kemudian akan menyebutnya firasat, namun lebih penting lagi adalah mengingatkan saya sendiri dan kita semua, jangan-jangan kita punya hutang kepada orang lain yang sudah lama dan terlupakan, semacam hutang perkedel Pak D. Segera diusahakan dilunasi.
makan-makan
SukaSuka
masya allah…
contoh orang yang lebih takut akan hari akhir… sudah jarang yang kaya’ gini..
SukaSuka
Mintoni ya lik
SukaSuka
Saya juga pernah kek gini…mung yang diminta beda bang..
Dia meminta aku ketemu dengan keluarganya.3hari sebelum dia meninggal…
(cerita ne yang meninggal ini mantan kekasih) hehehehehe
SukaSuka
apik temen goleh mintoni ya. MasyaAllah.
aku nduwe utang kelalen tp tetep bae sing utang njioti duitku ra ngomong 😀 *potongGaji
SukaSuka
aku be kayane tau ndawet nang kidul SMP kae urung mbayar koh
SukaSuka